Kali ini saya akan membahas aspek yang lebih teknis. Yakni mengenai 5 Tips SEO untuk developer. Dengan tips ini, SEO web-mu akan lebih optimal.
Lima (5) langkah berikut juga bisa jadi batu loncatanmu yang mudah untuk masuk dunia SEO. Serta meningkatkan value kalian sebagai seorang developer. Wow!
Penasaran kan? Yuk simak.
1. Mengecek SEO Dengan Lighthouse
Salah satu cara termudah untuk cek SEO web-mu adalah dengan menggunakan fitur Lighthouse. Fitur ini tersedia via Google Chrome. Caranya, klik kanan pada browser -> pilih Inspect -> Audits -> Generate Report SEO
Banyak praktisi yang menyatakan sebuah landing page atau homepage idealnya memiliki nilai 100. Kenapa demikian? Ibarat rumah, landing page adalah gerbang utama bagi pengunjung situs. Bedanya, untuk halaman lain, nilai 95 masih dapat diterima (acceptable) walaupun sebaiknya kamu targetkan pula ke angka 100.
Nah, bagaimana jika bermasalah?
Salah satu faktor utama yang kerap terjadi adalah tidak adanya meta deskripsi:
<meta name="description" content="A page's description, usually one or two sentences."/>
Faktor kedua yaitu, masalah area tombol di mobile yang terlalu kecil. Minimal area select nya adalah 48px. Untuk masalah ini, manfaatkan positioning element. Point utamanya adalah agar ada ruang antar-elemen, sehingga mobile user lebih mudah men-tap tautan yang dikehendaki.
Jika kedua masalah tersebut terpenuhi maka biasanya nilai SEO bisa mencapai 100%. Tapi ada 2 hal lain yang perlu kamu tambahkan agar lebih diperhatikan Google Search.
2. Implementasi Canonical & Structure Data
Yang pertama adalah tentang Canonical. Ketika Google membuka halaman situs, baik dengan www maupun non-www, Google menganggapnya halaman berbeda, padahal tidak. Misalnya jika kita buka di pagination halaman kedua maka Google menganggapnya lain dengan halaman pertama. Sama juga seperti saat membuka di mobile dan di desktop – juga dianggap berbeda.
Bagaimana memberitahu google bahwa halaman itu sama? Tambahkan canonical. Contoh implementasi canonical adalah sebagai berikut:
<link rel="canonical" href="https://www.dicoding.com"/>
Catat bahwa penambahan canonical tidak berlaku untuk halaman yang tidak diindeks (misal menambahkan noindex) karena dapat menyebabkan konflik
Yang kedua yaitu tentang Structure data. Sebagai contoh jika kita mencari dengan keyword “events Bandung,” maka akan muncul snippet berikut:
Fungsi struktur data adalah memudahkan Google Search untuk membaca konten kita. Selain itu, ini juga bisa jadi potensi bagi Google untuk menampilkan feature snippet di landing page.
Selain event, ada banyak bentuk-bentuk yang lain seperti jobs, courses, dan sebagainya. Untuk lebih detailnya dapat buka di halaman https://developers.google.com/search/docs/guides/search-gallery
Untuk membuat sebuah structure data, kamu dapat menggunakan generator structure data dengan menggunakan Structured Data Markup Helper.
Dan kamu dapat menguji apakah structure datanya bermasalah atau tidak dengan menggunakan Google Structured Data Testing Tool.
Ini contoh pada halaman blog Dicoding.
3. Mengecek Speed Melalui Google PageSpeed Insights (PSI)
Speed adalah hal penting. Apa pasal? Website yang dibuat dengan baik dan optimized seharusnya memiliki waktu load yang cepat. Untuk tahu seberapa optimized situs kamu dalam hal kecepatan, gunakan data di Google Search Console. Jangan lupa bahwa ini masih fitur Eksperimental di Google Search Console, sehingga bisa ada informasi tidak sama antara hasil yang dilaporkan dengan hasil yang telah diuji. Ketika hal tersebut terjadi, cukup recrawl ulang di inspector maka voila ! tidak ada masalah.
Untuk test gunakan PageSpeed insights
Setelah mengecek apa yang membuat web-mu jadi berat, kamu jadi tahu dan bisa mengotimalkan kekurangan tersebut, bukan? Semangat!
4. Menggunakan Robots.txt dan Sitemap.xml
Jika ingin sebuah direktori atau halaman tidak tampli di indeks, tambahkan ke robots.txt. Kamu dapat mengetesnya di robots.txt tester.
contoh isi dari file robots.txt
# Group 1
User-agent: Googlebot
Disallow: /nogooglebot/
# Group 2
User-agent: *
Allow: /
Sitemap: http://www.example.com/sitemap.xml
Jika sebuah halaman tidak ingin diindeks maka tambahkan meta data noindex dan nofollow. Pastikan kamu sudah hapus canonical dan tautan di sitemap. Untuk lebih detailnya, bacalah tentang robots.txt
Jika ingin menghapus sebuah halaman yang sudah terindex, maka berikan info dengan code 410. Kemudian redirect ke halaman dengan code 200.
Setelah kita memberitahu mana saja yang tidak dapat dibuka, setelah itu kita perlu memberi tahu Google yang mana saja yang akan di crawl. Alhasil, website kita pun cepat terindeks ulang oleh Google. Oleh karena itu web-mu perlu memiliki sitemap.
XHTML
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?>
<urlset xmlns="http://www.sitemaps.org/schemas/sitemap/0.9">
<url>
<loc>http://www.example.com/</loc>
<lastmod>2005-01-01</lastmod>
<changefreq>monthly</changefreq>
<priority>0.8</priority>
</url>
</urlset>
Untuk detailnya tentang sitemap bisa dilihat di https://www.sitemaps.org/protocol.html
5. Mengecek Hasil Crawling Melalui URL Inspection di Google Search Console
Setiap menambah/membuat/memperbarui halaman baru/lama, kamu bisa cek url tersebut di URL Inspection untuk melihat apakah semua aman atau ada eror.
Pastikan tidak ada yang eror. Jika ada, segera perbaiki dan re-crawl ulang.
Jika bermasalah dengan mobile usability, ujilah dengan Mobile-Friendly Test.
Hasil dengan tool test di atas bisa berbeda dengan hasil di peranti sebenarnya. Tapi kita menggunakan tools di atas per rekomendasi Google Search Console.
Bagaimana kelima tips di atas? Mudah kan? ada tips lain yang kamu ingn bagi? Silakan tulis di komentar ya. Diskusi terbuka nih.